Saya bekerja di salah satu instansi Pemerintah di daerah Sudirman. Berawal sering berangkat pagi sendirian, ada salah satu seorang petugas kebersihan yang sering menyapa sebagian besar karyawan di kantor tersebut, termasuk saya. Suatu hari petugas kebersihan tersebut meminta no.HP saya. Saya sempat bingung, harus memberikannya atau tidak, akhirnya saya memberikan nomor saya karena petugas tersebut mengatakan meminta nomoe saya hanya untuk berteman tanpa niatan lebih.
Beberapa jam kemudian, HP saya berdering ternyata terdapat pesan dari nomor asing. Pada awalnya, saya hanya membacanya tanpa membalas karena saya rasa pesan dari orang yang tidak saya kenal dan tidak terlalu penting untuk ditanggapi. Lalu ada pesan lagi yang masuk, dan saya baru tahu bahwa pesan tersebut dari petugas kebersihan yang meminta nomor saya sebelumnya. Saya sempat membalas pesan dari petugas tersebut pada awalnya, tapi lama-kelamaan saya merasa terganggu dengan isi pesan yang dikirim oleh petugas kebersihan tersebut.
Misalnya, “sudah sarapan belum?”; yang tadinya manggil dengan sebutan “mbak” jadi “kamu”. Petugas tersebut mengirim pesan lagi kepada saya, pada awalnya biasa saja, namun lama-kelamaan saya merasa risih, gelisah, dan terganggu. Akhirnya, saya memutuskan untuk tidak mempedulikan pesan dari orang tersebut selamanya. Dan saya blokir dia dari kontak dan hidup. Tidak cukup sampai titik tersebut. Saat memasuki hari baru, menuju kantor, saya selalu harus memikirkan alasan apa untuk mengelak dari sang OB ketika bila nanti saya berpapasan dengan dia.