Kejadian ini ketika saya masih bekerja di kantor tersebut (sekarang sudah tidak). Di dalam kantor terdapat beberapa ruangan dengan divisi yang berbeda-beda, dengan mayoritas pekerja adalah laki-laki. siang hari, ketika saya selesai dari kamar kecil untuk pipis dan wudhu, seorang teman berdiri mematung di lorong yang menghubungkan kamar mandi dan ruang kerja. Akhirnya teman bercerita, ketika saya berada di dalam kamar mandi, ada seorang laki-laki berbaju merah sedang jongkok, bahkan berbaring di depan pintu kamar mandi untuk mengintip saya.
Laki-laki tersebut kemudian berlari ke lantai dua setelah menyadari jika aksinya diketahui teman. ternyata benar, di pintu kamar mandi ada bolongan yang jika kita melongok, sejurus dengan kloset duduk (kloset menghadap ke pintu kamar mandi) saya bingung, takut sekaligus jijik dengan kejadian yang menimpa saya. setelah solat, saya bersama kawan mendatangi lantai dua dan mencari laki-laki berbaju merah. sebelum keluar ruangan, pimpinan saya memberi pesan “jangan bikin ribut, ya”. terus terang saya sedih dengan pernyataan bos saya yang juga perempuan. saya merasa tidak ada dukungan untuk memberi pelajaran kepada pelaku pelecehan. karena saya yakin, kasus yang saya alami juga bisa terjadi pada siapapun. jujur hal itu membuat saya dan teman-teman perempuan ketakutan untuk pergi ke kamar mandi. sekaligus mewaspadai orang-orang yang kami anggap sebagai pelaku