Dibalik Never Okay Project
Never Okay Project dijalankan oleh para pekerja-pekerja muda yang bersedia memberikan waktunya demi membangun dunia kerja yang bebas pelecehan seksual.

Imelda merupakan mahasiswi magister jurusan Analisis Sosial Terapan di Linnaeus University, Swedia. Ia sebelumnya bekerja pada perusahaan konsultasi program-program pembangunan berkelanjutan, yang fokus utamanya membantu perusahaan/korporasi untuk mempunyai program CSR yang efektif, berdampak sesuai target dan berkelanjutan.
X
Alvin memiliki pengalaman di bidang kriminologi perilaku yang berfokus pada studi perubahan perilaku, risiko kejahatan dan etika-moral. Selama tiga tahun terakhir, Ia telah terlibat secara profesional untuk memperkuat sektor-sektor integritas publik, tata kelola pemerintahan, reformasi peradilan dan hak asasi manusia. Saat ini, Alvin juga tergabung sebagai peneliti di Transparency International Indonesia.
X
Fiana yang berpengalaman di bidang analisa dan penilaian risiko ini merupakan lulusan magister program Kesehatan Keselamatan Kerja di Universitas Indonesia, Ia memiliki kemampuan dalam bidang manajemen program dan manajemen komunitas. Fiana saat ini tengah membangun Google Question Hub Indonesia.
X
Lala menggunakan keterampilan desain visualnya dan pemahaman tentang karakteristik audiens untuk menciptakan produk pengetahuan. Saat ini dirinya juga bekerja di sebuah lembaga non-pemerintah bidang lingkungan di tim manajemen pengetahuan untuk mengembangkan strategi penyebaran pengetahuan di berbagai daerah di Indonesia.
X
Hidup di tengah masyarakat patriarkis, Protasius sudah tertarik dengan feminisme dan kesetaraan gender sejak masa sekolah menengah. Ketika sedang menimba ilmu sebagai mahasiswa Sastra Prancis Universitas Indonesia, ia menemukan Never Okay Project pada 2020 dan tak segan untuk mendaftar. Melalui kecakapan dalam desain grafis, Protasius menyebarkan kesadaran isu gender dengan komunikasi visual. Di Never Okay Project, ia menemukan perannya dalam masyarakat, yakni mengakhiri pelecehan seksual dan diskriminasi gender.
Selain kesusasteraan dan isu gender, Protasius juga tertarik dengan isu lingkungan yang dimanifestasikan dengan komunitas lingkungan rintisannya sendiri. Sekarang, ia sibuk mengusahakan dunia yang lebih berarti melalui diksi, kreasi, dan aksi.
X
Besar bersama album Abbey Roadnya The Beatles di sisi selatan jakarta. Perempuan yang baru saja menyelesaikan studi psikologinya di Universitas Brawijaya ingin berkontribusi dalam melawan penindasan terhadap kehidupan melalui bergabung dengan Never Okay Project sebagai Penjangkauan Komunitas. Percaya atau tidak, mengikuti kerelawanan ini seperti mengikuti terapi untuk merasakan keberhargaan hidup untuk sesama. Claudy juga baru saja terjun langsung dalam dunia pekerjaan terutama di bidang HR di salah satu perusahaan IT Consultant di Jakarta, kerelawanan ini akan menjadi bekal dan semangat yang menggelora untuk terus melawan penindasan dan pelecehan seksual di dunia kerja. Bahkan dimana saja.
Selain itu, Claudy jatuh cinta dengan tulisan Paulo Freire, Pendidikan Kaum Tertindas yang membuatnya juga ingin terjun dalam community development dengan berpartisipasi memberikan pendidikan alternatif yang menentang gaya Bank dan tidak berpihak pada rakyat miskin, kepada anak-anak perkampungan daerah Menteng di pusat Jakarta. Ia percaya, pendidikan seperti malaikat pelindung dari kejahatan. Dan ini sebutir benih kebebasan.
X
Mahasiswi Ilmu Komunikasi, xantophile, berkutat di projek komunitas, audio producing dan audio desain.
X
A woman who loves words. Meski bekerja di advertising dan sering terlibat dalam pembuatan commercial campaign, ia selalu bercita-cita bisa menjadi bagian pembuatan social campaign. Apalagi ia selalu antusias untuk membahas isu-isu perempuan dan minoritas.
Menjadi penyintas kekerasan seksual, membuatnya semakin yakin untuk bergabung di Never Okay Project. Berharap bisa membantu menyebarkan kesadaran pelecehan seksual melalui teks, karena sekecil apapun bentuk pelecehan seksual, It’s Never Okay!
X
Percaya bahwa masalah sosial datang dari masyarakat dan hanya dapat diselesaikan dengan kolektif, Zeni berusaha menjadi bagian dari kolektif tersebut dengan berkontribusi melalui kemampuannya dalam bidang komunikasi visual dan menyusupi diskusi isu sosial politik khususnya feminisme dan kesetaraan gender. Berawal dari bergabung dengan gerakan sosial berbasis komunitas di daerah asal, kini Zeni memperluas kontribusinya dengan bergabung menjadi relawan di Never Okay Project.
Saat ini Zeni sedang mengikuti pelajaran di Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia sambil menamatkan sitcom untuk mengejar ketertinggalannya di budaya pop.
X
Berawal dari mata kuliah Gender dan Struktur Sosial semasa kuliahnya di Sosiologi UI, Fildza melihat banyak sekali masalah yang diakibatkan oleh ketidaksetaraan gender. Namun sayang, banyak orang yang tidak menyadarinya.
Atas keresahannya tersebut, Fildza suka membuka obrolan mengenai hal ini melalui review film, tv series netflix, ataupun drama korea yang sering ditontonnya.
Untuk memperbesar kontribusinya, Fildza pun bergabung dengan Never Okay Project. Research and Knowledge Management menjadi divisi yang dipilihnya agar Ia dapat menyalurkan ilmu penelitian sosialnya a.k.a kekepoannya!
X
Berawal dari ketertarikannya menginvestigasi isu gender dan seksualitas dalam karya sastra dan teks media semasa berkuliah Sastra Inggris, Firhat percaya bahwa patriarki juga merugikan laki-laki, khususnya mereka dengan ekspresi gender dan orientasi seksual non-normatif.
Saat ini, ia bekerja sebagai Spesialis Konten untuk sebuah perusahaan konsultan manajemen, dan selalu ingin menggunakan keterampilan riset dan menulisnya untuk gerakan kolektif terhadap isu perempuan dan kelompok minoritas.
Bergabung dengan Never Okay Project merupakan manifestasi atas hal tersebut.
X
Jenuh pada rutinitas yang begitu-begitu saja, membuat Okke berpikir ada hal lain yang perlu dilakukan. Kepeduliannya pada isu gender dan HAM jadi alasan mengapa ia tertarik bergabung dengan Never Okay Project. Dia percaya bahwa setiap suara berhak didengar dan bercerita adalah bagian dari perlawanan.
Suka bermain dengan kucing, menonton film/series, mendengar plat di waktu luang, dan menertawakan meme yang relate dengan kehidupannya.
X