Patriarki

Banyak yang bilang Indonesia itu tidak jauh-jauh dari patriarki. Jadi sebenarnya apa sih patriarki itu? Patriarki adalah sistem ketimpangan yang memberikan laki-laki keistimewaan atas dasar opresi terhadap perempuan. Secara otomatis, sistem patriarki juga mengopresi kelompok sosial lain yang bukan laki-laki atau tidak maskulin.

Ada 4 dimensi patriarki dan contoh ketika terjadi di dunia kerja.

1.Dominasi laki-laki

Artinya ketika institusi politik, ekonomi, legal, agama, pendidikan, militer ataupun domestik (keluarga) didominasi laki-laki. Terutama dalam posisi pemimpin. Contohnya dalam dunia kerja adalah ketika lebih banyak laki-laki yang menempati posisi pemimpin (hanya ada 33 perusahaan dari Fortune 500 Companies yang memiliki CEO perempuan).

2. Pemusatan pada laki-laki

Bagaimana budaya lebih banyak fokus pada kehidupan dan pengalaman laki-laki, sementara perempuan hanya dianggap sebagai figuran. Ini terjadi ketika aturan kerja dan fasilitasi yang tidak ramah perempuan (misalnya, tidak ada ruang menyusui dan tidak ada cuti melahirkan).

3. Obsesi terhadap kontrol
Kontrol menjadi standar budaya untuk menjadi manusia yang unggul dan digunakan oleh laki-laki dalam mempertahankan keistimewaannya atas perempuan dan kelompok non-maskulin.
Ketika bentuk perusahaan atau organisasi yang menekankan pentingnya ekspansi, kemajuan yang linear, target, dominasi dan kuantifikasi, serta melupakan kesejahteraan karyawan sendiri.

4. Identifikasi laki-laki
Bagaimana laki-laki, kelaki-lakian, dan maskulinitas dilihat lebih berharga dan terhormat, serta dinilai sebagai syarat menuju kesuksesan. Ini terjadi ketika adanya pekerja perempuan yang berusaha untuk tampil bekerja atau memimpin dengan cara yang maskulin (secara diktator) karena sudah terinternalisasi dengan kepercayaan bahwa menjadi laki-laki (maskulin) dapat membuat orang lain hormat dan membawa kesuksesan. 

 

Lalu bagaimana solusi menanggalkan patriarki secara perlahan-lahan?

  • Kita harus berusaha mengakui bahwa gender adalah konstruksi sosial dan sesuatu yang terkait dengan penampilan. Gender bukanlah suatu yang biner dan saatnya berhenti mengasosiasikan maskulinitas dan feminitas pada laki-laki atau perempuan saja.
  • Mulai sekarang berhenti menyalahkan individu atas ketidakadilan sosial, fokuskan serangan pada sistem yang timpang.

Saatnya kita mempraktekkannya di tempat kerja atau lingkaran-lingkaran sosia lainnyal, karena perjuangan tidak bisa berhasil dalam waktu yang sebentar. Semoga bermanfaat, folks!

 

By: Vre


Penulis: Vregina Diaz

Kategori Data: Pengetahuan

Ukuran File: 3.10 MB

Unduh

Related Data