Febriana Firdaus

“Berbicara itu penting, karena bisa memberikan suara bagi teman-teman yang belum berani”

27 April, 4 hari menuju Hari Buruh.

Beberapa waktu lalu, Tim Never Okay Project berkesempatan bertemu dan berbincang dengan Febriana Firdaus, seorang jurnalis investigatif yang juga merupakan editor @ingat65 . Sering terjun ke wilayah-wilayah terpencil untuk merampungkan liputannya, Febro berbagi cerita tentang bagaimana seorang jurnalis perempuan harus berhadapan dengan stereotyping, diskriminasi, sampai dengan pelecehan seksual di tempat kerja.

“Berbicara itu penting, karena bisa memberikan suara bagi teman-teman yang belum berani”.

Menurut Febro, perempuan pekerja rentan pelecehan karena perempuan seringkali dipandang hanya sebagai objek semata. “Sistem perekrutan dan penugasan terkadang sexist. Repotnya lagi adalah kalau kita ke lapangan dan kita perempuan, perlakuannya sudah beda”.

Febriana Firdaus

Catcalling bukan hal yang asing, begitu juga dengan narasumber iseng yang kerap kali memanfaatkan keadaan dan posisi mereka, “Kita dalam posisi yang serba sulit, misalnya narasumber ini adalah orang yang mempunyai kekuasaan”.

“Saya belum mendengar hal ini terjadi pada wartawan laki-laki”, tambahnya ketika menceritakan bentuk pelecehan juga terjadi melalui chatting.

Febro mengatakan ia terinspirasi dari gerakan #MeToo untuk kemudian berani berbicara dan berani menuntut haknya sebagai pekerja. “Berbicara itu penting, karena bisa memberikan suara bagi teman-teman yang belum berani”. Lebih lagi, diharapkan bisa menginspirasi agar tidak ada perempuan yang terjebak dalam lingkaran kelam pelecehan seksual di tempat kerja.

Febriana Firdaus

Febro percaya sebagai seorang pekerja, penting untuk selalu mengkapasitasi diri dan terus belajar. Penting juga untuk menuntut hak-hak terkait dengan keamanan dan keselamatan bekerja. “Saya mau ada safety protocol supaya saya tidak mengalami pelecehan seksual, apalagi saya meliput di daerah konflik”.

Adanya support system juga dianggap bisa menjadi sumber kekuatan bagi siapapun yang sedang menghadapi pelecehan seksual di tempat kerja. “Saya sih berharap suatu saat di perusahaan atau tempat kerja manapun, mereka punya lingkungan atau suasana yang mengakui kalau ini tuh masalah yang penting. Pengalaman perempuan dan pelecehan seksual bukan masalah sekunder. Perusahaan seharusnya tidak membiarkan pekerjanya yang perlempuan dilecehkan”, ungkapnya menutup pertemuan.

Kirim Komentar

*Please complete all fields correctly

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.