Vivi Widyawati

“Semakin kita diam, semakin pelaku berani mengulangi perbuatannya”

28 April, 3 hari menuju Hari Buruh.

 

“Korban pelecehan bukanlah angka

untuk terus dihitung, dijumlah,

untuk didata dan dianalisa

Sebab angka telah jadi suara

Korban siap jadi pejuang “

 

Penggalan puisi diatas dibacakan oleh Solikhatun, seorang buruh perempuan dalam film dokumenter Angka Jadi Suara.

Pelecehan seksual jadi bagian dari realita pahit kehidupan buruh perempuan yang diangkat ke permukaan oleh film murni buatan serikat buruh tersebut. Tim Never Okay berkesempatan untuk berdiskusi dengan Vivi Widyawati yang sudah cukup lama memperjuangkan hak buruh perempuan, bersama dengan Perempuan Mahardhika. Vivi kemudian menjelaskan tentang kerja-kerja Perempuan Mahardhika, bersama dengan serikat buruh dalam melawan kekerasa berbasis gender, terutama pada buruh garmen, dan kenyataan yang selama ini hanya tersimpan di ruang-ruang produksi.

Vivi Widyawati

“Semakin kita diam, semakin pelaku berani mengulangi perbuatannya.”

“Buruh garmen bekerja di tempat yang sama dalam jumlah yang banyak dan pelecehan seksual dialami secara bersamaan di ruang produksi,” tutur Vivi menjelaskan pelecehan di pabrik garmen sering terjadi pada beberapa buruh di saat bersamaan, di tengah proses kerja mereka. Tentunya ada relasi kekuasaan, karena mayoritas pelaku adalah chief atau mekanik.

“93% korban pelecehan seksual tidak melaporkan kejadian yang mereka alami” papar Vivi berdasarkan hasil riset Perempuan Mahardhika di KBN Cakung. Banyak buruh yang ketakutan kehilangan pekerjaan, sebagian juga kesulitan mengidentifikasi apakah perilaku tertentu termasuk pelecehan atau bukan. Miris, banyak buruh yang kemudian memilih diam karena melihatnya sebagai hal yang wajar dan bahkan cenderung menyalahkan dirinya. Vivi menambahkan, bahwa memang dibutuhkan keberanian yang besar untuk melapor, apalagi berbicara langsung kepada pelaku, “gampang dibilang, sulit dilakukan, tapi sebaiknya dilakukan. Semakin kita diam, semakin pelaku berani mengulangi perbuatannya”.

Vivi Widyawati

Vivi mengingatkan akan minimnya informasi terkait pelecehan seksual masuk ke ruang-ruang pabrik. “Karena itu, Perempuan Mahardika mengambil peran untuk menyampaikan informasi ini, mengadakan training bersama dengan serikat buruh, dan membuat posko pengaduan.“ Ia berharap kedepannya negara bisa mempunyai kebijakan yang tegas terkait pelecehan seksual di tempat kerja. Di samping itu, tempat kerja mempunyai mekanisme penanganan, dan serikat buruh juga melihat isu ini dengan lebih serius. “Perempuan berani bicara” harapnya.

Kirim Komentar

*Please complete all fields correctly

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.