Tindakan Tidak Menyenangkan di Tempat Magang

Aku magang di BUMN dengan fokus produk obat-obatan generik dan narkotika. Selama magang, aku mengalami beberapa hal yang gak enak.

Pertama, seorang pekerja pria sekitar umur 50-an, memaksaku buat makan bareng. Padahal saat itu aku lagi bekerja. Dia memaksaku sambil genggam tangan kiriku. Aku sebenarnya gak senang tiba-tiba digenggam sama dia. Seketika aku paksa tanganku buat lepas dari genggamannya.

Kedua, masih dengan orang yang sama. Ketika dia gak tau namaku, dia justru panggil aku dengan panggilan “sayang”. Aku jijik, dan kesal. Dia panggil itu ke aku berulang kali. Saking kesalnya, aku gertak dia aja, “Pak, nama saya ***!”. Setelah itu dia diam sesaat dan seterusnya panggil sesuai namaku. Aku gak peduli apa status, peran, dan umur dia. Siapapun orang itu, aku gak terima kalau ada yang sebut aku “sayang” tanpa persetujuanku.

Ketiga, pernah waktu itu aku ditugaskan buat minta tanda tangan supervisor di suatu divisi. Ketika itu, dia ngomong sambil senyum mesum ke arahku, “Kalau kamu mau minta tanda tangan saya, kamu harus cium saya dulu”. Setelah itu dia ketawa-ketawa, dan mau gak mau aku ikutan ketawa juga, padahal aku bener-bener kaget, kesal, risih, dan jijik. Bawaannya pengen cepet-cepet keluar dari ruangannya dia. Mau marah, tapi dia yang bakal nilai kegiatan magangku.

Terasa banget relasi kuasa antara aku yang magang dan dia yang jadi supervisor.

Sexist jokes lain yang pernah saya dengar dari mulut dia kayak, “Gw perkosa lo!”, atau “Kamu mainin ‘pedang’ saya ya!”.

Si supervisor ini gak cuman melontarkan candaan seksis ke aku. Karyawati yang ada di divisinya pun juga mengalami hal yang sama. Selama aku magang, aku perhatikan hampir setiap hari dia mampir ke meja salah satu karyawati, mengajak ngobrol dan menggoda dia.

Tapi aku gak bisa tau pasti apakah si karyawati ini udah terbiasa atau masih merasa risih dengan perilaku si supervisor. Anehnya ada karyawati lain yang malah menanggapi sexist jokes itu dengan kalimat serupa. Seakan-akan itu guyonan yang sudah lazim dan tidak perlu ditanggapi secara serius. Ketika ada yang gak senang dengan tindakan si supervisor ini, dia malah berdalih bahwa ini cara dia buat akrab dengan orang lain, khususnya pekerja wanita.

Kirim Komentar

*Please complete all fields correctly

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Cerita Lainnya