Dari kecil

Saya gak pernah cerita jni ke siapapun karna perasaan malu yang mendalam. Dari kecil saya sudah mengalami pelecehan seksual. Saya mengalaminya sejak kelas 2 SD. Sekarang saya masih kelas 11 SMA. Tubuh saya bisa dikatakan berisi, gemuk, tinggi, mungkin anggota tubuh saya tertentu memang dikatakan orang besar, namun saya selalu berusaha menutupinya dengan berpakaian sesederhana mungkin. Ketika kecil, sepupu saya pernah memasukan satu jarinya kedalam lubang pantat tempat membuang feses. Saya baca di google, setidaknya saya masih perawan karna selaput dara saya sepertinya masih merekat. Ia memasukan satu telunjuknya. Kami seumuran. Saya saat itu tidak tahu kalau hal itu buruk, kejadiannya di mobil bapak sepupu saya. Disitu saya tertawa karna menahan geli, saya tidak tahu bahwa itu pelecehan seksual.

Lalu dilanjutkan ketika saya kelas 3 SD, teman lelaki saya ada yang mesum. Dia suka meremas dada setiap perempuan. Saya diremas beberapa kali, saya kaget dan takut, namun lama lama jadi terbiasa karna sering. Remasannya itu spontan, saya selalu berusaha untuk menghindar namun dia kurang ajar bukan main. Saya takut, apalagi dia berkata bahwa dada saya paling besar dibanding anak anak perempuan yang lain. Ketika saya SMP, ada guru yang suka kurang ajar. Dia suka mengelus-elus tangan kami, itu menggelikan. Saya berusaha untuk menarik tangan saya namun sulit. Ketika kelas 9, teman saya ada yang menyukai saya, sebut saja f, saat itu saya sedang konsul masalah jurusan sma dengan guru BK, tiba-tiba dia menepuk pantat saya. Saya menangis disitu.

Ada seorang lelaki yang menyukai saya, namanya o, dia kapten basket sekolah, namun saya tidak menaruh perasaan padanya karna saya tidak yakin 100% dia menyukai saya, walau banyak orang yang berkata demikian, saya merasa hanya anggota paskibra bertubuh gemuk dengan postur paling tinggi (tinggi gede) sedangkan dia tinggi jangkung, most wanted, mana mungkin dia benar-benar suka saya? Walau sekarang saya percaya dia memang menyukai saya. ia langsung datang ke kelas setelah tahu beritanya. Dia muak bukan main dengan lelaki yang memukul pantat saya itu. Saya menangis ke guru BK, namun guru BK hanya bisa merespon “Karna dia suka sama kamu, mangkannya pantat kamu ditepok. Wajarlah. ” padahal saya mengalami hal yang sangat traumatis. Bahkan ada teman cowok saya berkata “Lo kalo sange jangan dikelas, bego.” Namun cowok yang menepuk pantat saya seperti tidak merasa bersalah, padahal saya merasa tepukannya pada pantat saya.

Saat SMA, guru olahraga SMA saya itu yang lama agak mesum. Dia mengibaratkan saya dengan Beyonce. Saya pikir awalnya karna saya sering dikelabang jadi dipanggil Beyonce, ternyata karna pantat dan dada saya yang besar seperti Beyonce. Tubuh saya montok. Padahal saya pikir dia guru yang baik.

Lalu saat itu saya sedang melakukan penerbangan ke Balikpapan. Saya naik pesawat sendiri, maskapai Garuda Indonesia. Saya duduk di jendela. Lalu ada lelaki usia 26-35 tahunan, dia duduk di depan saya, tangannya mulai menjalar kebelakang. Saya takut, saya pikir mungkin karna dia tertidur jadi tangannya menjulur ke belakang, ternyata dia ingin meremas paha saya. Syukurnya saya sadar, sebelum dia berhasil meremas paha saya, saya geser saja tubuh saya, lalu dia pun mulai meremas kursi pesawat. Matanya merah, seperti tampang orang yang nafsu birahinya tinggi, sange lah. Ketika mendarat, dia cepat cepat turun. dalam hati saya “semoga tuhan menyadarkannya, semoga saya tetap kuat.”

Saya sering kali mendapat tatapan tidak senonoh dari lelaki. Entah pada dada atau pantat saya. Saya sama sekali tidak berpenampilan mencolok, kadang saya berpikir apakah ini karma karna salah satu anggota keluarga saya pernah berlaku tidak senonoh pada pembantu rumah tangga saya yang notabene nya janda hingga membuat pembantu rumah tangga saya takut dan pergi dari rumah.

Saya bersedia untuk dihubungi, namun tolong, tetap jaga perasaan saya. Ini pertama kalinya buat saya untuk bercerita. Saya pikir saya sudah 17 sekarang, sudah saatnya untuk bercerita kepada platform yang saya percaya, walau saya tidak pernah menceritakan ini kepada orang tua atau sahabat.

Saya sangat terpukul melihat fakta yang saya baca dibagian bawah laman. Demi apa Indonesia sejelek itu pada masalah ini? Demi tuhan, apakah hal seperti ini lumrah bukan main untuk negara berkembang seperti Indonesia?

 

Diceritakan oleh Q

Sektor Pekerjaan:

Kirim Komentar

*Please complete all fields correctly

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Cerita Lainnya