Budaya Cat Calling dan Perempuan

Aku sedang menjalani kegiatan magang disalah satu proyek pada perusahaan BUMN di Indonesia. Proyek tersebut berada pada wilayah pedesaan yang sangat jauh dari perkotaan bahkan untuk mencari minimarket saja membutuhkan waktu 30 menit untuk kesananya.

Saat pertama kali datang, aku di-briefing mengenai perkembangan proyek, keselamatan kerja, pengisian data diri, dan sebagainya. Kebetulan yang memberikan penjelasan tersebut merupakan seorang perempuan muda hingga ia mengatakan seperti ini, “ Dek, kalau disini jangan kaget ya. Kamu nanti bakal sering digodain sama orang-orang proyek karena perempuan emang udah sering digituin disini”
Aku berpikir mungkin karena setiap proyek selalu didominasi laki-laki dan jarang sekali ada perempuan yang masuk maka hal tersebut diwajarkan? Atau mungkin karena tidak ada pemandangan indah dari perempuan sehingga para laki-laki tersebut sangat menyukainya?

Aku memasuki proyek dan belajar dengan baik tetapi saat awal masuk aku benar-benar takut karena aku selalu di cat call setiap perjalanan disaat mengitari proyek tersebut. Aku bingung karena laki-laki yang bertugas sebagai pengawas pun membiarkan bahkan mbak-mbak yang memberikan briefing kepadaku diawal tadi mengingatkanku seakan-akan hal tersebut memang wajar.

Aku selalu mengira bahwa budaya cat call ini sudah diwajarkan hingga menjadi kebiasaan. Jika perempuan marah maka mereka akan selalu mengatakan bahwa hal ini hanya merupakan candaan dan menunjuk perempuan sebagai orang yang sensitif. Aku tidak mengerti mengapa setiap laki-laki selalu memanfaatkan keadaan bahkan menjatuhkan perempuan dengan kata yang disebut “candaan”. Mereka selalu mengatakan bahwa candaan tersebut memang selalu ada dimana-mana hingga bahkan mereka secara sadar menjadikan perempuan sebagai sebuah “objek” candaan yang benar-benar kumengerti bagaimana buruknya.

 

Lalu jika kita hanya menganggap perempuan sebagai “objek” bagaimana kita bisa memanusiakan manusia?

 

Perempuan merupakan manusia juga kan?

 

Diceritakan oleh DYA

Sektor Pekerjaan:

Kirim Komentar

*Please complete all fields correctly

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Cerita Lainnya